Koko Murah, Gamis Murah, Baju Anak Muslimah
Belanja Mudah Baju Muslim Online!

Home > Umum > Paksalah Diri Berbuat Taat - Dibaca 2.654 x.

Paksalah Diri Berbuat Taat

Bagikan

Program dropship Endomoda gamis dan khimar


Mahasuci Allah, Zat yang memiliki segalanya. Mahacermat dan Mahasempurna
Allah sehingga sama sekali Ia tidak membutuhkan apapun dari hamba-hamba-Nya.
Tidak ada kepentingan dan mamfaat yang bisa kita berikan, karena Allah
secara total dan Mahasempurna telah mencukupi dirinya sendiri. Ribuan
malaikat yang gemuruh bertasbih, bertahmid, dan bertakbir tiap detik, tiap
waktu, tiap kesempatan memuji Allah, itupun hanya menunjukkan keagungan dan
kebesaran-Nya.

Jika Allah menciptakan makhluk jin dan manusia kemudian diperintahkan untuk
taat, bukan karena Allah membutuhkan ketaatan makhluk-Nya. Sungguh, semua
perintah dari Allah adalah karunia agar kita menjadi terhormat, mulia, dan
bisa kembali ke tempat asal mula kita yaitu surga. Jadi kalau kita masuk
neraka, naudzubillaah, sama sekali bukan karena kurangnya karunia Allah,
tapi karena saking gigihnya kita ingin jadi ahli neraka, yaitu dengan
banyaknya maksiat yang kita lakukan.


Allah SWT Mahatahu bahwa kita memiliki kecenderungan lebih ringan kepada
hawa nafsu dan lebih berat kepada taat. Oleh karena itu, jika kita mendapat
perintah dari Allah, dalam bentuk apapun, si nafsu ada kecenderungan berat
melakukannya, bahkan tak segan-segan untuk menolaknya. Misalnya ibadah
shalat cenderung inginnya dilambatkan. Urusan shaf saja, tidak banyak orang
berebutan menempati shaf pertama. Amati saja justru shaf belakang cenderung
lebih banyak diminati. Perintah shalat memang banyak yang melakukan, tetapi
belum tentu semua melakukannya tepat waktu. Begitu juga dengan tepat waktu,
belum tentu juga bersungguh-sungguh khusyu. Bahkan ada - mungkin salah
satunya kita - yang justru menikmati shalat dengan pikiran yang melantur,
melayang-layang tak karuan, sehingga tak jarang banyak program atau urusan
duniawi lainnya yang kita selesaikan dalam shalat. Dan yang lebih parah
lagi, kita tidak merasa bersalah karenanya.


Saat menafkahkan rizki untuk sedekah, maka si nafsu akan membuat seakan-akan
sedekah itu akan mengurangi rizki kita, bahkan pada lintasan berikutnya
sedekah ini akan dianggap membuat kita tifdak punya apa-apa. Padahal,
sungguh sedekah tidak akan mengurangi rizki, bahkan akan menambah rizki
kita. Namun, karena nafsu tidak suka kepada sedekah, maka jajan justru lebih
disukai.

Sungguh, kita telah diperdaya dengan rasa malas ini. Bahkan saat malas
beribadah, otak kita pun dengan kreatif akan segera berputar untuk mencari
dalih ataupun alasan yang dipandang logis dan rasional. Sehingga apa-apa
yang kita lakukan karena malas, seolah-olah mendapat legitimasi karena
alasan kita yang logis dan rasional itu, bukan semata-mata karena malas. Ah,
betapa hawa nafsu begitu pintar mengelabui kita. Lalu, bagaimana cara kita
mengatasi semua kecenderungan negatif diri kita ini?


Cara yang paling baik yang harus kita lakukan adalah kegigihan kita melawan
kemalasan diri. Kecenderungan malas itu kalau mau diikuti terus menerus akan
tidak ada ujungnya, bahkan akan terus membelit kita menjadi seorang pemalas
kelas berat, naudzubillaah. Berangkat ke mesjid, maunya dilambat-lambat,
maka harusnya lawan! Berangkat saja. Ketika terlintas, nanti saja wudhunya
di mesjid, lawan! Di mesjid banyak orang, segera lakukan wudhu di rumah
saja! Itu sunnah. Sungguh, orang yang wudhu di rumah lalu bergegas
melangkahkan kakikya ke mesjid untuk shalat, maka setiap langkahnya adalah
penggugur dosa dan pengangkat derajat.


Sampai di mesjid, paling nikmat duduk di tempat yang memudahkan dia keluar
dari mesjid, bahkan kadangkala tak sungkan untuk menghalangi orang lewat.
Lebih-lebih lagi bila memakai sandal bagus, ia akan berusaha sedekat mungkin
dengan sandalnya, dengan alasan takut dicuri orang. Begitulah nafsu. Bagi
orang yang menginginkan kebaikan, dia akan berusaha agar duduknya tidak
menjadi penghalang bagi orang lain. Maka akan dicarinyalah shaf yang paling
depan, shaf yang paling utama.


Sesudah shalat, ketika mau zikir, kadang terlintas urusan pekerjaan yang
harus diselesaikan. Maka bagi yang tekadnya kurang kuat ia akan segera
ngeloyor pergi, padahal zikir tidak lebih dari sepuluh menit, ngobrol saja
lima belas menit masih dianggap ringan. Atau ada juga yang sampai pada tahap
zikir, diucapnya berulang-ulang, subhanallaah - subhanallah, tapi pikiran
melayang kemana saja. Anehnya lagi kalau memikirkan dia si jantung hati
konsentrasinya sungguh luar biasa. Kenapa, misalnya, mengucap subhanallaah
tiga puluh tiga kali, yang sadar mengucapkannya cuma satu kali? Atau
ingatlah saat kita akan berdo'a. Walaupun dilakukan, akan dengan seringkas
mungkin. Padahal demi Allah, zikir-zikir yang kita ucapkan akan kembali pada
diri kita juga.


Oleh karena itu, bila muncul rasa malas untuk beribadah, itu berarti hawa
nafsu berupa malas sedang merasuk menguasai hati. Segeralah lawan dengan
mengerahkan segenap kemampuan yang ada, dengan cara segera melakukan ibadah
yang dimalaskan tersebut. Sekali lagi, bangun dan lawan! Insya Allah itu
akan lebih dekat kepada ketaatan. Janganlah karena kemalasan beribadah yang
kita lakukan, menjadikan kita tergolong orang-orang munafik, naudzubillaah.

Firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah dan
Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat
mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) dihadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah, kecuali sedikit sekali." (QS.
An Nisa [4] : 142)


Ingatlah bahwa kalau kita tergoda oleh bisikan hawa nafsu berupa kemalasan
dalam beribadah, maka kita ini sebenarnya sedang menyusahkan diri sendiri,
karena semua perintah itu adalah karunia Allah buat kemaslahatan diri kita
juga. Coba, Allah menyuruh kita berzikir, siapa yang dapat pahala? Kita.
Allah menyuruh kita berdo'a, lalu do'a itu diijabah. Buat siapa? Buat kita.
Allah sedikit pun tidak ada kepentingan mamfaat atau madharat terhadap
apa-apa yang kita lakukan. Tepatlah ungkapan Ibnu Atho'illah dalam kitabnya,
Hikam, "Allah mewajibkan kepadamu berbuat taat, padahal yang sebenarnya
hanya mewajibkan kepadamu masuk ke dalam surga-Nya (dan tidak mewajibkan
apa-apa kepadamu hanya semata-mata supaya masuk ke dalam surga-Nya)". Maka
Abul Hasan Ashadilly menasehatkan bahwa, "Hendaknya engkau mempunyai satu
wirid, yang tidak engkau lupakan selamanya, yaitu mengalahkan hawa nafsu
dengan lebih mencintai Allah SWT".


Maka kalau kita sengsara, kita susah, kita menderita, itu bukan karena
siapa-siapa, itu semua kita yang buat. Padahal sungguh, setiap desah nafas
yang kita hembuskan adalah amanah dari Allah SWT, dan sebagai titipan wadah
yang harus kita isi dengan amal-amal kebaikan. Sedangkan hak ketuhanan tetap
berlaku pada tiap detik yang dilalui oleh seorang hamba. Abul Hasan lebih
lanjut mengatakan, "Pada tiap waktu ada bagian yang mewajibkan kepadamu
terhadap Allah SWT (yaitu beribadah)".


Jadi, sungguh sangat aneh jika kita bercita-cita ingin bahagia, ingin
dimudahkan urusan, ingin dimuliakan, tapi justru amal-amal yang kita lakukan
ternyata menyiapkan diri kita untuk hidup susah. Seperti orang yang
bercita-cita masuk surga tapi amalan-amalan yang dipilih amalan-amalan ahli
maksiat. Maka, sahabat-sahabat sekalian sederhanakanlah hidup kita, paksakan
diri untuk taat kepada perintah Allah kalau belum bisa ikhlas dan ringan
dalam beribadah. Mudah-mudahan Allah yang melihat kegigihan diri kita
memaksa diri ini, nanti dibuat jadi tidak terpaksa karena Dia-lah yang Maha
Menguasai diri ini. Insya Allah.(AA Gym)


 

Ingin temanmu tahu tentang artikel ini? Tolong dibagikan ya..



Artikel lain di Umum:
4 Cara Menerapkan Alquran Dalam Kehidupan Sehari-Hari - Dibaca 16.384 x
Tips Sukses ber One Day One Juz Al Quran - Dibaca 7.675 x
Mengenal Hukum Islam Dan Contohnya - Dibaca 7.607 x
Lauh Mahfuzh Qalam dan Penulisan Takdir - Dibaca 5.642 x
Kewajiban Memuliakan Wanita - Dibaca 4.746 x
Bahaya Israf - Dibaca 4.262 x
Khalifah Penerus Perjuangan Rasulullah - Dibaca 4.194 x
Adab Berdagang Dalam Islam - Dibaca 3.985 x
Self Reflection Berkaca Pada Diri Sendiri - Dibaca 3.740 x
Beberapa Kesalahan Ketika Adzan Dan Tahlilan - Dibaca 3.363 x
Semarak Maulid Nabi Muhammad di Denpasar - Dibaca 3.357 x
Dahulukan yang Paling Penting dari Yang Penting - Dibaca 3.187 x
Surga Neraka Memang Kekal - Dibaca 3.087 x
Rumput Tetangga Tak Lebih Hijau - Dibaca 3.019 x
Hidayah Mencintai Masjid - Dibaca 3.019 x

Kategori Lain:
Bisnis
Haji
Keluarga
Puasa
Shalat


BELANJA BERDASAR MEREK
ETHICA NIBRAS
UKHTI MUNIRA
FOLIA ENDOMODA
QIRANI RAHNEM
ACTUAL BASIC MUKENA BRANDED
   
BELANJA BERDASAR MODEL
GAMIS SARIMBIT
ATASAN / BLOUSE HIJAB SYAR'I
   
BELANJA KOKO DEWASA
ADNIN DEWASA NIBRAS DEWASA

Home | Blog | Hot: Doa Terhindar Dari Hutang

eXTReMe Tracker