Koko Murah, Gamis Murah, Baju Anak Muslimah
Belanja Mudah Baju Muslim Online!

Home > Umum > Hidayah Mencintai Masjid - Dibaca 3.245 x.

Hidayah Mencintai Masjid

Bagikan

Program dropship Endomoda gamis dan khimar


Saya cinta dengan masjid, insyaAllah dan alhamdulillah. Kalau pergi ke tempat baru, dan ada acara mampir kerumah kenalan misalnya, maka selalu ada 2 hal yang Saya sukai. Pertama yaitu suguhan si empunya rumah yang biasanya enak-enak hehe, kedua apabila mau masuk waktu shalat, Saya senangnya minta ditunjukkan dimana bisa shalat di masjid sini.

Itu sudah otomatis. Alhamdulillah.

Saking senangnya shalat di masjid, semua masjid Jamik (masjid utama di kota/kabupaten tersebut) yang ada disepanjang jalur mudik Pantura yang biasa Saya lalui (Banyuwangi - Situbondo - Besuki - Probolinggo - Pasuruan - Bangil - Mojosari - Mojokerto - Mojoagung - Jombang - dan kadang nyelonong juga ke Surabaya), sudah pernah saya singgahi.

Masjid Al Hidayah Bedugul Bali

Tentu sambil "meninggalkan jejak" berupa, ya seribu dua ribu di kaleng akhiratnya.

Dan Saya menyebut itu sebagai hidayah. yang namanya hidayah memang turun bak durian runtuh dri langit. Hanya meruntuhi orang seakan pilih-pilih.

Sebelum hidayah itu datang, bertahun-tahun tinggal dekat masjid berjarak hanya seperlemparan batu saja, hati ini tak tergerak sedikitpun tuk segera berangkat, walaupun speaker masjid sudah berkumandang keras.

Hati tetap keras, sekeras sang TOA berkumandang.

Hingga suatu saat, datangnya hidayah turun lewat sebuah perhitungan matematika. Ngitungnya ketika berada di tanah suci.

Anda kan tahu, melakukan shalat di masjid Nabi, yaitu masjid Nabawi, memiliki keutamaan 1.000x dibanding shalat di masjid lain.

Dari sini Saya sudah takjub, dan cepat berhitung: kalau 1000 dibagi 5 (5x shalat wajib sehari semalam), itu artinya sekali bertakbiratul ikhram di masjid Nabi (shalat maghrib, misalnya), setara dgn Anda shalat di masjid sebelah rumah, selama 200 hari!

Saya pikir, 1.000x pahala itu sudah pahala termahal. Lalu Saya dibuat tidak sekedar takjub lagi, tapi melongo dan baru bisa ngatup sejam kemudian hehehe.., demi mendengar pahala di masjid Haram, adalah 100.000 x lipat!

Lagi Saya berhitung cepat: 100.000 : 5 = 20.000. Artinya, sekali shalat di tanah Haram, pahalanya sama dengan shalat selama 55 tahun, di masjid Istiqlal Jakarta, misalnya :)

Luar biasa? Banget.

Pahala memang tidak untuk dihitung, tapi kalau itu bisa sebagai wasilah (jalan) kebaikan bagi kita, dan asal niatnya baik, tidak apa dilakukan.

Nah, dari hidayah matematika itu, ketika pernah merasakan shalat di Nabawi dan Al Haram dengan pahalanya yang maha dahsyat itu, ibadah Saya rasa-rasanya masih kurang saja.

Kalau sudah pernah shalat di tanah suci saja, kita merasa ibadah ini kurang, apalah lagi kita shalatnya di masjid sebelah rumah?

Apalah lagi shalatnya sekedar dirumah?? Udah gitu hobi mundur-mundurin lgi, ntar abis sinetron kelar :)

Dari situ Saya bercita-cita pulangnya, akan selalu shalat di masjid. Tentu tak semuanya bisa di masjid, asal ada alasan syari seperti sakit, perjalanan jauh, ketiduran tak sengaja, dsb.

Demi teringat dosa-dosa ini yang bergunung-gunung, entah kapan bisa tertebus. Sangat mengharap syafaat, salah satunya dari Rasulullah SAW dan Al Quran nanti di yaumul kiyamat.

Sering Ke Masjid Tapi Kok

Dalam memahami Islam, bahkan sebagai seorang muslim, seringkali kita masih saja salah. Bahkan, kesalahan itu mungkin dianggapnya sepele, sehingga mungkin dirasakan tidak akan mengurangi pahalanya, atau tidak membawa dampak negatif didalam masyarakat. Padahal sejatinya, hal itu bisa membawa citra buruk bagi pelakunya, terlepas dari apakah, misalnya ibadah shalat 5 waktunya sudah sangat hebat: tepat waktu dan selalu berjamaah di masjid.

Pernahkan kita melihat atau mengamati seseorang, entah itu tetangga dekat, saudara atau teman kita, yang ibadah wajibnya sangat hebat. Mari kita ambil contoh mengenai salah satu ibadah wajib shalat 5 waktu. Sebut saja si Fulan, demi mendengar suara adzan, dia tinggalkan itu seluruh urusan duniawinya. Dia bergegas mendatangi masjid dan mendirikan shalat dengan baik disana secara berjamaah dan tentu saja, tepat waktu. Bahkan, waktu sebelum adzan pun, kira-kira 15 menit sebelum adzan berkumandang, Fulan biasanya sudah hadir didalam masjid, dan berdzikir sembari menunggu adzan dikumandangkan.

Hal ini dilakukannya secara sempurna, dengan kata lain hampir-hampir untuk 5 kali shalat wajib sehari semalam, dia selalu melakukannya dimasjid dan berjamaah. Bukankah memang hal seperti ini yang diperintahkan Allah SWT untuk mendirikan shalat? Bukankah para malaikat akan terus mendoakan si Fulan sejumlah langkah kaki yang diayunkannya menuju masjid? Bukankah Rasullullah Muhammad akan dengan gampang memberinya syafaat nanti dihari kiamat?

Pendeknya, untuk urusan ibadah vertikal kepada Allah SWT, Fulan adalah nomor 1! Tiada banding, tiada tanding. Apalagi, ditunjang dengan penampilan jenggot lebat, kopiah putih mengkilat, busana muslim yang aduhai, sarung merek terkenal dan tasbih yang senantiasa melingkat di tangan, sempurnalah ia sebagai hamba Allah SWT yang kelihatan paling bertakwa.

Namun, tunggu dulu...Ternyata, ibadah vertikalnya yang sangat hebat itu, tidak diiringi dengan kehebatannya dalam urusan ibadah horizontal kesesama manusia.

Lihatlah apabila si Fulan mengucapkan janji. Dia berjanji bahwa besok pekerjaannya akan selesai, tapi ternyata besoknya belum selesai. Lusa dan hari ketiga juga masih belum, dan baru pada hari keempat selesai. Terkadang, ucapan maaf ringan sempat terlontar dari bibirnya, namun kadangkala juga, untuk ketidaksesuaian janji yang lainnya lagi, ucapan maaf pun sama sekali tak terucap.

Mungkin dia merasa: "Ah, shalat saya kan sudah hebat: Selalu tepat waktu dan selalu berjamaah dimasjid. Apalagi, saya juga selalu tidak lupa untuk berdakwah ke keluarga dan tetangga, akan pentingnya shalat 5 waktu. Pahala saya pasti sudah menumpuk. Jadi, obral-obral janji namun tidak selalu ditepati, boleh dong.."

Atau, si Fulan bisa menjadi seseorang yang sangat menjengkelkan. Merasa dia adalah salah satu ketua kampung, misalnya, dan demi mendapati kursi terdepan sudah terisi penuh oleh undangan lain karena dia sendiri datang paling telat, si Fulan menggerutu dan mulai tidak ikhlas. Diproteslah panitia karena dinilainya sengaja 'melecehkan' dirinya. Padahal, panitia sama sekali tidak melecehkan, justru Fulan sendirilah yang melecehkan panitia dan penduduk kampung, karena datang sangat telat tanpa pemberitahuan.

Lagi-lagi, si Fulan merasa sama sekali tidak ada masalah, mengingat ibadah vertikalnya sudah sangat hebat: selalu shalat di masjid dan selalu berjamaah. Sehingga, perilaku-perilaku 'kecil' seperti dicontohkan diatas seakan dirasa tidak mengganggu, dan pahalanya tetap sebesar gunung tidak berkurang sedikitpun.

Nah, pernahkah kita melihat atau mengamati orang yang seperti itu? Kalau pernah, kita harus banyak istighfar, dan berdoa kepada Allah SWT semoga kita tidak menjadi hamba yang seperti itu.

Ingatlah akan firman Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh)” [Al-Baqarah : 208].

Itu artinya kita diperintah untuk total dalam beribadah. Ibadah vertikal baik, ibadah horizontal juga tidak kalah baik. Berdialog dengan Allah SWT baik, bermuamalah dengan sesama manusia juga tidak kalah baiknya.

Kita boleh dan harus selalu menjaga shalat 5 waktu kita, sebaik apa yang dilakukan si Fulan diatas. Namun, hendaknya, itu tidak membuat menurunkan kualitas ibadah kita kesesama manusia.

Semoga kita senantiasa diberi Allah SWT teguran apabila kita salah, dan senantiasa diberi kekuatan dan kemudahan urusan untuk menjadi benar. Amin.

Ingin temanmu tahu tentang artikel ini? Tolong dibagikan ya..



Artikel lain di Umum:
4 Cara Menerapkan Alquran Dalam Kehidupan Sehari-Hari - Dibaca 16.957 x
Tips Sukses ber One Day One Juz Al Quran - Dibaca 8.655 x
Mengenal Hukum Islam Dan Contohnya - Dibaca 7.892 x
Lauh Mahfuzh Qalam dan Penulisan Takdir - Dibaca 6.280 x
Kewajiban Memuliakan Wanita - Dibaca 5.813 x
Bahaya Israf - Dibaca 4.571 x
Khalifah Penerus Perjuangan Rasulullah - Dibaca 4.468 x
Adab Berdagang Dalam Islam - Dibaca 4.324 x
Self Reflection Berkaca Pada Diri Sendiri - Dibaca 4.143 x
Semarak Maulid Nabi Muhammad di Denpasar - Dibaca 3.698 x
Beberapa Kesalahan Ketika Adzan Dan Tahlilan - Dibaca 3.615 x
Dahulukan yang Paling Penting dari Yang Penting - Dibaca 3.386 x
Surga Neraka Memang Kekal - Dibaca 3.311 x
Rumput Tetangga Tak Lebih Hijau - Dibaca 3.285 x
Menghadapi Kaum Munafik - Dibaca 3.063 x

Kategori Lain:
Bisnis
Haji
Keluarga
Puasa
Shalat


BELANJA BERDASAR MEREK
ETHICA NIBRAS
UKHTI MUNIRA
FOLIA ENDOMODA
QIRANI RAHNEM
ACTUAL BASIC MUKENA BRANDED
   
BELANJA BERDASAR MODEL
GAMIS SARIMBIT
ATASAN / BLOUSE HIJAB SYAR'I
   
BELANJA KOKO DEWASA
ADNIN DEWASA NIBRAS DEWASA

Home | Blog | Hot: Doa Terhindar Dari Hutang

eXTReMe Tracker