"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" (QS Al A'raaf[7]:31).
APA ITU ISRAF?
Salah satu hal negatif yang harus dijauhi oleh seorang muslim dan keluarganya adalah Israf (sifat berlebih-lebihan) dalam urusan sandang, pangan, dan papan. Namun ditengah krisis ekonomi dan krisis-krisis lainnya yang melanda negeri ini, tidak terlalu sulit menemukan orang memiliki banyak rumah bak istana dan berderet mobil di garasi. Bahkan, ada mobil mereka yang semuanya bernilai milyaran rupiah.
Di negeri yang kaya sumber daya alam (SDA) ini, Indonesia menurut Price Waterhouse Coopers, perusahaan akuntan publik internasional, sebagai penghasil bahan tambang terbesar: Timah no 1 di dunia. Batubara no 3 di dunia. Tembaga no 4 di dunia. Nikel no 5 di dunia, dan emas no 7 di dunia.
Juga dikenal sebagai negeri penghasil 80% minyak di Asia Tenggara dan penghasil 35% gas alam cair di dunia. Ternyata meskipun begitu, tingkat kemiskinannya masih sangat tinggi.
Masih banyak rakyat yang kelaparan, bahkan di beberapa daerah yang terjangkit penyakit busung lapar, dan rakyatnya terpaksa makan singkong dikesehariannys.
Sementara disisi yang lain, tidak sedikit orang yang dengan mudah menghabiskan jutaan rupiah untuk memenuhi syahwat perutnya dalam waktu semalam, bahkan mungkin sekejap.
Semua ini bisa terjadi diantaranya karena terjangkit penyakit Israf. Untuk itulah Al-Quran hadir ke dunia mengatasi kesenjangan sosial, diantaranya dengan menawarkan hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan seperti yang terkandung dalam ayat diatas.
ASBABUN NUZUL (SEBAB TURUNNYA) AYAT
Ayat ini turun sebagaimana riwayat imam Muslim dan lainnya, dilatarbelakangi oleh orang-orang musyrik Mekkah waktu itu, baik laki-laki maupun perempuan yang thawaf mengelilingi Ka'bah dalam keadaan telanjang. Hanya dibagi waktunya menjadi dua: kaum laki-laki di siang hari dan kaum perempuan di malam hari, lalu Allah SWT menurunkan ayat-ayat tersebut yang memerintahkan untuk memakai pakaian yang indah di setiap memasuki Masjid (Tasir Ibnu Katsir II/328).
Kemudian muadzin (petugas adzan) Rasulullah mengumumkan agar masyarakat tidak lagi thawaf di Baitullah dalam keadaan telanjang. Al Kalbi bercerita, dahulu masyarakat tidak mau memakan makanan kecuali makanan pokoknya, dan tidak mau memakan Dasm (jenis makanan) selama menunaikan Haji, karena ingin mengagungkan ibadah ini.
Maka kaum Muslimin berkomentar, "Ya Rasulullah kita lebih berhak melakukan itu (meninggalkan makan Dasm)", lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat tersebut yang memerintahkan untuk makan, baik daging, Dasm dan lainnya serta meminum minuman yang halal (Tafsir Al Munir, Prof.Dr.Wahbah Az Zuhaili,VIII/182.
AL-QURAN ADALAH PEDOMAN HIDUP
Tidak ada satupun sisi dari sisi-sisi kehidupan kecuali telah dijelaskan oleh islam ataupun Al-Qur'an dan diterangkan hukum-hukumnya.
Al-Quran tidak hanya meletakkan undang-undang dan aturan tentang hubungan sosial semata, melainkan mencakup seluruh seluruh aspek kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah adalah aturan kehidupan (Syari'atul Hayah).
Salah satu aturan itu adalah kewajiban berpakaian dengan pakaian rapi, indah dan menutup aurat aurat khususnya dalam beribadah sholat dan thawaf. Sebab menutup aurat termasuk wajib dalam sholat dan thawaf dan ini merupakan bentuk peradaban yang agung.
Aturan lain, diperbolehkan makan dan minum selama tidak berlebih-lebihan. Dengan demikian ayat ini memberikan pemahaman kepada kita tentang Wasatiyyatu'i islam(moderasi islam).
BAHAYA DARI ISRAF (BERLEBIH - LEBIHAN)
Ayat diatas tadi melarang keras perbuatan israf (berlebih-lebihan) dalam segala hal, khususnya dalam urusan sandang, pangan dan papan. Larangan ini juga dipertegas oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, "Makanlah, minumlah dan pakailah (pakaian) dan bersedekahlah (belanjakan hartamu) tanpa sombong dan berlebih-lebihan. Sebab, sesungguhnya Allah senang jika Nikmat-Nya terlihat membekas pada hamba-Nya,(HR Ahmad).
Dalam terminologi syar'i, Israf adalah melebihi batas dalam segala hal. Ada yang meendefinisikan Israf dengan "membelanjakan harta bukan untuk menaati Allah dan melebihi batas" (Al Qamus al Muhit III/156 Al Mu'jam Al Wasith I/427).
Nabi sendiri telah menggariskan makna Israf untuk hal pangan dalam sabdanya, "Sesungguhnya termasuk Israf jika engkau makan apa saja yang engkau inginkan" (HR Ad Daruqunthni).
Agar kita tidak terjerumus kedalam israf, maka berdasarkan hadist tersebut kita harus bisa membedakan antara WANT (keinginan) dan NEED (kebutuhan). Tidak semua yang kita inginkan harus diperturutkan dan diwujudkan. Semua keinginan kita harus disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kita tidak membutuhkanya, maka kita harus dapat mengerem dan mengendalikan keinginan itu.
Bahaya Israf dalam ayat diatas tampak dengan jelas ketika Al-Quran mengatakan, "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan". Jika seseorang tidak dicintai oleh sesama manusia - meski tidak diharapkan - itu masihlah ringan. Namun,jika tidak dicintai alias dibenci oleh Allah SWT tentu akan membawa kerugian dan kesengsaraan di dunia dan akhirat. Karena, hal ini akan menjauhkan kita dari rahmat, taufiq dan ma'unah(pertolongan) Allah. Dan adakah orang lebih sengsara daripada orang yang dibenci oleh Allah?!
SEBAB-SEBAB ISRAF
Agar kita sekeluarga terhindar dari Israf, maka kita harus mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya virus Israf pada diri seseorang. Diantaranya:
- KELUARGA
Ketika seseorang tumbuh dewasa di tengah-tengah keluarga yang memiliki gaya hidup Israf, maka ia akan cenderung menjadi Musrif (pelaku Israf), kecuali orang yang mendapat rahmat Allah. Jadi orang tua dan keluarga sangat besar perananya dalam mempengaruhi gaya hidup seorang anak.
- KELAPANGAN REJEKI
Tidak sedikit orang bersabar dalam istiqomah dengan kemiskinan dan kesulitan ekonomi. Namun, tidak bisa sabar dan istiqomah ketika dirubah nasibnya oleh Allah, dengan kemudahan dan kelapangan rejeki. Maka terkadang membuatnya lalai dan berlaku Israf.
Nabi SAW bersabda, "Demi Allah bukanlah kefakiran yang aku takutkan atas kalian, melainkan yang aku takutkan atas kalian adalah ketika dilapangkan atas kalian dunia seperti pernah dilapangkan atas kaum sebelum kalian lalu kalian berlomba-lomba dalam urusan dunia itu, dan dunia itupun akhirnya membinasakan mereka"(HR Bukhori VIII/112 dan muslim IV/2273-2274 no.2961).
- BERTEMAN DENGAN ORANG-ORANG YANG BIASA ISRAF
Teman, terutama yang masuk kategori sahabat, bisa sangat mempengaruhi perilaku kehidupan seseorang. Apabila teman tersebut biasa berisraf, maka bisa dipatikan kita akan mengikutinya. Sebaliknya, berteman dengan seseorang yang senantiasa hidup berhemat, insyaAllah kita juga akan meniru berhemat. Jadi, hati-hati memilih teman ya.
- LALAI TERHADAP DAHSYATNYA HARI KIAMAT
Membayangkan ketika kiamat tiba, maka kematian pun sudah nyata datangnya. Penyesalan sudah datang begitu terlambat. Dengan mengingat datangnya kiamat dan kematian, insyaAllah bisa mengerem kita dalam hidup penuh foya-foya dan berlebihan.
- LUPA TERHADAP REALITAS KEHIDUPAN MANUSIA
Umumnya kehidupan manusia masih dalam taraf miskin. Ini termasuk juga kehidupan saudara-saudara Muslim kita. Dengan mengingat kenyataan ini, alangkah bijaksananya apabila kekayaan kita lebih diarahkan untuk membantu saudara-saudara kita, daripada dihabiskan untuk kepentingan pribadi.
TERAPI ISRAF
Tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Demikian pula dengan Israf. Penyakit ini masih bisa di terapi dan disembuhkan. Diantaranya adalah:
- Merenungkan dampak negatif dari Israf sehingga membuatnya semangat untuk menghindarinya.
- Berjanji pada diri sendiri dan menancapkan tekad membara untuk melawan Israf dengan memproduksi berbagai amal sholeh seperti qiyamullail, puasa sunnah, sedekah dan lain-lain.
- Merenungkan secara mendalam sabda-sabda nabi yang mengancam pelaku Israf dan membaca dengan seksama sejarah hidup salafus shalih dan kesederhanaan mereka.
- Mengikuti perkembangan dan memberi perhatian besar kepada realitas manusia pada umumnya dan kaum muslimin pada khususnya.
- Selalu memikirkan kematian dan peristiwa-peristiwa pasca kematian sehingga membantunya menjauhkan diri dari fenomena-fenomena israf.
- Memohon perlindungan kepada Allah SWT dari penyakit Israf.
Semoga kita sekeluarga terhindar dari 'virus' Israf. Aamiin.