Kata orang, anak adalah pelanjut sejarah orang tuanya. Juga, anak adalah belahan jiwa orang tuanya. Pun kata orang, anak adalah pewaris keberadaan orang tuanya. Apapun yang dikatakan orang tentang anak, hampir semua pendapat itu memang betul. Bagi banyak orang tua, anak memang berkesan diatas segalanya. Namun orang tua juga puna kesibukan tersendiri. Bagaimana membagi waktunya? Nah, simak tips berikut ini:
Yang perlu diingat, anak adalah titipan Allah Swt. Tak lebih, dan tak bukan.
Mereka BUKAN SEKEDAR kebanggaan kita.
Sebab, bisa jadi hari ini kita bangga bukan main kepada anak kita, tapi hari berikutnya kita benci setengah mati kepada anak kita.
Pun sebaliknya, hari ini kita benci kepada anak kita, mungkin disebabkan perilakunya yg kerapkali tak terpuji, tapi keesokan harinya kita balik sangat mencintainya.
Kata Ali bin Abi Thalib: Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja, sebab siapa tahu pada suatu hari kelak ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah orang yang kau benci sekadarnya saja, sebab siapa tahu pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang kaucintai.
Maka, anak-anak kita itu, mereka bisa menjadi fitnah, kalau kita melalaikan titipan ini. Kalau ini yang ternyata terjadi, beruntunglah ada Muslimah yang belum mendapat titipan ini. Mungkin tahun depan, secepatnya, insya Allah...
Namun, mereka juga bisa membawa kita ke Jannah. Kalau kita menjaganya dengan ERAT, dan TEPAT.
Boleh kita memanjakan mereka, dengan memberinya fasilitas yang baik. Tetapi, itu tidak boleh sampai melenakan mereka, yang alih-alih akhirnya akan menjadikan mereka merasa keenakan karena banyak dimanja, dan tak bisa mandiri.
Kita tentu boleh, misalnya memberikan les / bimbingan belajar tambahan untuknya di sore hari, sebagai bekal tambahan ilmu dunianya. Tapi, seyogyanya kita tak melupakan tambahan ilmu untuk akhiratnya, seperti mengikutkannya di sebuah TPQ dekat rumah, agar kemampuan membaca Al Qur annya semakin baik.
Dan sekedar mengingatkan, apabila Anda mempunyai anak muslimah puteri, dengarlah hadist shahih berikut ini:
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631).
Untuk membantu Anda memahami hadist diatas, salah satu usaha orang tua kepada anak puterinya adalah, dengan mengajarinya berhijab sejak masih kecil.
Di Muslimbusana.com, kami banyak menyediakan jilbab dan baju anak muslim yang cantik dan menarik. Anda mungkin tertarik untuk membelikannya untuk puteri Anda tercinta.
Berikut adalah beberapa link baju muslim anak, berikut jilbabnya:
- Ethica Kids
- Fatih Fira Kids
- Qirani Kids
Jadi Bunda..Ayah...peluk eratlah mereka DENGAN SANGAT, ya...
JANGAN SEKALI-SEKALI lepas pelukan itu.
Kalaupun terlepas, pastikan ada tangan lain yang paling pantas memeluk mereka kelak; Suami / Istri mereka.
Antara Ikut Pengajian dan Menemani Anak Belajar
Dulu sewaktu muda (bujangan/anak baru sebiji), Saya senangnya ikut Pengajian yg diadakan setelah shalat Isya. Anda tahu, ketika masih bujangan, pulang larut malam adalah sangat keren. Melebihi kerennya Ali Topan Si Anak Jalanan. Tapi sekarang, ketika anak sudah ada 3, Saya kok tiba-tiba menghindari ikut pengajian setelah isya. Saya lebih cenderung memilih ikut sebuah majelis taklim (tempat pengajaran, biasanya di masjid) yang diadakan setelah shalat maghrib.
Ini alasan saya:
Ketika usia ini makin beranjak, jumlah anak ikut membengkak, dan tanggung jawab pun makin meledak.
Maka, waktu menjadi prioritas utama.
Anda tahu, sebuah taklim yg dilaksanakan setelah maghrib, biasanya bakal kelar menjelang isya.
Memang singkat, tapi insya Allah padat ilmu. Setelah shalat isya berjamaah, kita bisa langsung pulang ke rumah.
Nah, tujuan segera pulang adalah berkumpul bersama keluarga. Terutama agar bisa menemani dan mengawasi anak-anak belajar.
Tentu, ada tujuan multitasking lainnya, seperti:
- Menjewer si bungsu agar tak mengganggu kakaknya belajar.
- Mengamankan si tengah agar tetap netral berada di zona 50% belajar 50% bermain.
- Memasang muka angker apabila si sulung ruwet belajarnya.
Yang terakhir diatas, yaitu memasang muka angker, sesungguhnya Saya agak malu karena dulu dimasa kecil saya yg ceria-dimanja, juga kerapkali dipasangi muka angker oleh ortu :)
Alasan pamungkas, agar bisa tidur lebih cepat, dan bisa bangun lebih cepat besok paginya, minimal tak tertinggal shalat subuh berjamaah di masjid.
Anda bisa bayangkan kalau taklimnya diadakan setelah isya. Tugas-tugas tersebut diatas jelas tak akan tertunaikan. Karena paling telat, apalagi misalnya ada suguhan makan malam juga, bisa dipastikan jam 23 baru berhasil sampai rumah.
Kecuali Anda masih bujangan, atau anak masih 1, sehingga tanggungan dirumah tak banyak, bolehlah ikut taklim sampai larut malam.