Koko Murah, Gamis Murah, Baju Anak Muslimah
Belanja Mudah Baju Muslim Online!

Home > Umum > Penyuci Jiwa - Dibaca 2.844 x.

Penyuci Jiwa

Bagikan

Program dropship Endomoda gamis dan khimar


Sesungguhnya, di jannah tidak ada kekotoran dan keburukan walau seberat dzarroh. Suci, tidak ada yang dapat memasukinya kecuali setelah disucikan. Bersih tidak mungkin menghuninya kecuali setelah dibersihkan. Hamba yang masuk ke jannah-Nya adalah hamba-Nya yang telah disucikan dari daki-daki dosa, keburukan dan kekejian. Mari kita simak fiman-nya:

 "(yaitu) orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat Thayyibiin (dalam keadaan baik) dengan mengatakan (kepada mereka) : salamun 'alaikum (selamat sejahtera bagimu), masuklah kedalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan." (An-Nahl: 32).

 "...dan berkatalah penjaga-penjaga jannah itu kepada mereka, 'Kesejahteraan atas kamu sekalian, Thibtum (berbahagialah kalian) ! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya'." (Az-Zumar: 73).

 Syaikh As-Sa'di di dalam tafsirnya menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan thayyibin, yakni mereka yang diwafatkan dalam keadaan suci dan dimurnikan dari segala kekurangan dan dosa, hati mereka dipenuhi ma'rifatullsh dan kecintaan pada-Nya, lisanya selalu menyebut dan memuji-Nya, anggota badannya dalam ketaatan dan siap melaksanakan perintah-Nya.

 Ibarat emas, untuk mendapatkan emas murni, mesti dipanaskan di tunggku, dilebur dan dipisahkan dari kotoran, kerak dan ampas yang mencampurinya. Dia tidak akan memancarkan cahaya kemurnianya tatkal masih bercampur dengan kotoran dan ampas yang terambil bersamanya. Begitu pula keadan manusia pada umumnya. Dia di ciptakan sebagai mahal al- khoto' wa an-nis-yaan (tempat bersemayam kesalahan dan alpa). Jadi, mayoritas manusia tentu berbalut kekurangan, kesalahan dan alpa. Terdapat jarak yang membentang antara dirinya dengan jannah yang mensyaratkan kesucian dan kebersihan dan kekurangan bagi siapa yang ingin memasukinya. Hanya para Nabi kah yang layak menjadi penhuninya?
Allah menghapus, membersihkan dan mensucikan seorang hamba didunia dengan taubat, istghfar,'amal al-hasanaat al-maahiyah (amal-amal kebaikan penghapus kesalahan)dan al-mashooib al-mukaffiroh (musibah-musibah penghapus dosa).

Taubat dan Istighfar

 Seorang hamba yang berdosa, meski dia berbuat dosa sepenuh bumi, dan dosa itu tergolong dosa-dosa besar, jika dia benar-benar bertaubat, Allah akan menerima taubatnya dan mengampuninya. Kita simak panggilan-Nya yang penuh rahmat dan membangkitkan harap :

 "Katakanlah, hai Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendiri, jangan   lah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Az-Zumar 53).

 Pengakuan seorang hamba terhadap nikmat Allah karuniakan kepadanya, diawali dengan pengakuan bahwa Dia sebagai Rabb, tidak ada ilah selain-Nya dan bahwa kita kita adalah hamba yang berada dalam janji untuk beribadah kepada-Nya dan berada dalam ancaman manakala melanggar janji itu, disertai pengakuan (dengan penuh kesadaran) terhadap dosa-dosa yang dilakukan, kemudian diikuti dengan permintaan ampunan-Nya. (sebagaimana lafadh Syyaidul-istighfar), sungguh menjadi tungku pemanas dan pelebur dosa.

 Namun ada kalanya tungku pembersih itu belum mampu membersihkan seorang hamba hingga mencapai tinggkat kesucian yang layak untuk masuk jannah. Hal ini di sebabkan taubatnya belum mencapai tingkatan nashuha, istighfar-nya belum sempurna karena belum diikuti dengan meninggalkan maksiat disertai penyesalan. Bagaimana mungkin seorang hamba ber-istighfar, sementara botol minuman keras ditangannya; dia meneggaknya lalu diikutidengan istighfar, kemudian diulanginya. Al-Qur-an mensifati arang yang benar-benar taubat dengat kalimat...(wa lam yusrruu 'alaa maa fa'aluu ma hum ya'lamuun),"...dan mereka tidak berterus-terusan pada apa yang mereka perbuat (dari perbuatan dosa itu) sedang mereka mengetahuinya. "Tidak ada dosa kecil jika dikerjakan terus-menerus dan tidak ada dosa besar jika diiringi istighfar."

Amal-amal Kebaikan Penghapus Kesalahan
 
 Kesungguhan taubat hamba perlu pembuktian, jika taubat dan penyesalannya diikuti dengan amal-amal kebaikan yang menggantikan posisi amal-amal kebaikan yang menggatikan posisi amal-amal buruk yang pernah dikerjakan. Amal baik yang dikerjakannya itu akan menjadi penghapus terhadap amal-amal buruk yang pernah dilakukan. Maka amalan baiknya itu bak tungku pemanas yang akan meleburkan dosa-dosa yang telah lalu.

 Lambat dan cepatnya mengganti Amal keburukan yang ditinggalkan dengan Amal kebaikan yang baru, juga hirsh (tamak, dalam arti positif) untuk segera melakukan Amal-amal kebajikan sangat menentukan cepat lambatnya pembersihan hati dan penyucian jiwa seorang hamba. Ibaratnya, besar-kecilnya api dalam tunggku pemanas itu sangat menentukan cepat -lambatnya proses peleburan.

 Masih dilengkapi oleh Allah dengan penyempurna penghapus dosa; jika seorang hamba ditimpa berbagai musibah, kemudian dia bersabar dengan apa yang menimpanya, tidak mengeluhkan keadaan kepada manusia dan hanya mengeluh kepada-Nya, ber-prasangka baik kepada-Nya dan mengharap keaikan-Nya, maka hal itu juga menjadi tunggku pelebur dosa baginya.

Musibah-musibah Penghapus Dosa

Allah, dengan belas Kasih-Nya, menguji hamba-Nya dengan berbagai penderitaan dan musibah. Jika hamba menyikapi musibah dan penderitaan dan musibah. Jika hamba menyikapi musibah. Jika hamba menyikapi musibah dan penderitaan yang dihadapinya dengan benar, akan menjadi tunggku pelebur dosa dan kesalahan antara dirinya dengan Allah. Bahkan, jika pada taubat dan Istighfar, serta amal al-hasanaat al-mukaffiroh ini ijbariy, seorang hamba tinggal pasif menunggu ketetapan Allah.

 Memang, tidak ada karunia tanpa syarat pengikat. Musibah akan menjadi tungku pelebur dosa tatkala seorang hamba mampu bersabar,  mengeluh hanya kepada Allah, menyampaikan hal-nya kepada manusia hanya untuk tujuan pengobatan (jika dia memilih untuk  berobat) dan tidak boleh ada muatan mengeluhkan Allah kepada manusia. Padahal seorang hamba dalam situasi tekanan sakit dan musibah seperti itu, hanya mungkin bersabar jika dia rela terhadap ketetapan Allh atasnya. Dan hatinya akan menjadi rela, hanya manakala tidak kehilangan prasangka baik kepada-Nya atas musibah itu.

 Jika si hamba tidak sanggup mendatangkan syarat pengikat itu, maka musibah yang menimpanya tidak memiliki nilai sama sekali untuk melebur dosa dan mensucikan jiwa. Sementara musibah tetap menimpanya, karena memang ijbariy (tak dapat ditolak), sementara penderitaan dan rasa sakit yang menderitanya tidak juga hilang karena ketidakrelaanya atas kehadiranya. Tentu, ketidakrelaannya hatinya justru menambah rasa sakit yang dideritanya. Jika ia mengeluh kepada manusia atas penderitaan dan musibahnya, maka baginya adalah dosa baru, dan jika dia mengeluhkan Allah kepada manusia dosanya jauh lebih besar lagi.

Khatimah

 Keempat amalan itu, jika seorang hamba mampu menghadirkan dan mempersembahkan kepada Allah, insya Allah dia akan menjadi hamba Allah yang thayyib,...berbanding lurus dengan keadaan jannah yang thayyib, sehingga dia berhak memasukinya.

(Ar Risalah edisi 95 Vol VIII no 11)

Ingin temanmu tahu tentang artikel ini? Tolong dibagikan ya..



Artikel lain di Umum:
4 Cara Menerapkan Alquran Dalam Kehidupan Sehari-Hari - Dibaca 16.378 x
Tips Sukses ber One Day One Juz Al Quran - Dibaca 7.670 x
Mengenal Hukum Islam Dan Contohnya - Dibaca 7.602 x
Lauh Mahfuzh Qalam dan Penulisan Takdir - Dibaca 5.636 x
Kewajiban Memuliakan Wanita - Dibaca 4.728 x
Bahaya Israf - Dibaca 4.260 x
Khalifah Penerus Perjuangan Rasulullah - Dibaca 4.190 x
Adab Berdagang Dalam Islam - Dibaca 3.983 x
Self Reflection Berkaca Pada Diri Sendiri - Dibaca 3.738 x
Beberapa Kesalahan Ketika Adzan Dan Tahlilan - Dibaca 3.361 x
Semarak Maulid Nabi Muhammad di Denpasar - Dibaca 3.352 x
Dahulukan yang Paling Penting dari Yang Penting - Dibaca 3.186 x
Surga Neraka Memang Kekal - Dibaca 3.086 x
Rumput Tetangga Tak Lebih Hijau - Dibaca 3.019 x
Hidayah Mencintai Masjid - Dibaca 3.018 x

Kategori Lain:
Bisnis
Haji
Keluarga
Puasa
Shalat


BELANJA BERDASAR MEREK
ETHICA NIBRAS
UKHTI MUNIRA
FOLIA ENDOMODA
QIRANI RAHNEM
ACTUAL BASIC MUKENA BRANDED
   
BELANJA BERDASAR MODEL
GAMIS SARIMBIT
ATASAN / BLOUSE HIJAB SYAR'I
   
BELANJA KOKO DEWASA
ADNIN DEWASA NIBRAS DEWASA

Home | Blog | Hot: Doa Terhindar Dari Hutang

eXTReMe Tracker